UJIAN AKHIR SEMESTER
NAMA : BOBY LASMANA
NIM : F1C111014
NIM : F1C111014
MATAKULIAH : KIMIA ORGANIK FISIK
JUMLAH
SKS : 3 SKS
DOSEN
: Dr. SYAMSURIZAL
WAKTU
: KAMIS JAM 09:00 WIB
S/D JUMAT JAM 16:00 WIB
PETUNJUK : Anda boleh mengerjakan soal ini secara kelompok, buatlah kelompok
maksimal 4 orang. Tulis sumbangan pikiran dari masing – masing anggota kelompok
dalam menjawab soal ini. Anggota kelompok yang tidak berkontribusi tidak pelu
dimasukkan dalam kelompok. Jawaban masing – masing kelompok tidak boleh sama,
bila ditemukan sama dipastikan anda akan GAGAL.
Jawaban diserahkan ke UNJA PASAR paling lambat hari Jumat tanggal 24 Januari
2013, Jam 16:00 dalam bentuk softcopy. Selain itu setiap anda wajib memasukan
jawaban diblog masing-masing.
1. Sebagai
orang kimia, anda tentu mengenal TNT yaitu bom yang banyak digunakan dalam
medan perang. Kalau senyawa ini dibuat jelaskan bagaimana cara mengontrol laju
reaksi dan sekaligus mengontrol termodinamikannya. Kemukakan pula pendekatan
kimia untuk mengendalikan kemungkinan terjadinya ledakan.
Jawaban
: (BOBY LASMANA : F1C111014)
TNT (Trinitrotoluene) merupakan senyawa
turunan benzena yang bersifat mudah meledak, senyawa TNT diperoleh melalui
reaksi nitrasi toluena. TNT digunakan sebagai bahan peledak untuk kepentingan
militer dan pertambangan.
Cara
mengontrol laju reaksi dan mengontrol termodinamika pembuatan TNT
adalah sebagai berikut:
1.
memperhatikan luas permukaan bidang
sentuhnya, semakin banyak tempat
terjadinya tumbukan antar partikel zat yang bereaksi sehingga laju reaksi akan
semakin meningkat juga.
2.
Pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi dapat dijelaskan dengan
menggunakan teori tumbukan. Semakin tinggi konsentrasinya berarti semakin
banyak molekul dalam setiap satuan luas ruangan; dengan demikian tumbukan antar
molekul akan semakin sering terjadi. Semakin banyak tumbukan yang terjadi,
berarti kemungkinan untuk menghasilkan tumbukan yang efektif akan semakin besar
sehingga reaksi berlangsung lebih cepat.
3.
Tekanan, Pada reaksi yang reaktannya berwujud gas, peningkatan tekanan dapat
meningkatkan laju reaksi. Jika tekanan meningkat, maka volumenya akan berkurang
sehingga konsentrasi gas akan meningkat (konsentrasi berbanding terbalik dengan
volume;
). Jika volumenya berkurang, maka memungkinkan
bertambahnya jumlah tumbukan yang terjadi karena setiap molekul menjadi lebih
berdekatan jaraknya.
4.
Suhu, Pada umumnya, suhu yang semakin tinggi akan semakin mempercepat reaksi.
Meningkatnya suhu akan memperbesar energi kinetik molekul reaktan. Oleh karena
itu, gerakan antar molekul reaktan akan semakin acak sehingga kemungkinan
terjadinya tumbukan antar molekul akan semakin besar.Akibatnya tumbukan yang
efektif akan mudah tercapai dan energi aktivasi akan mudah terlampaui.
5.
Katalis, Suatu katalis mungkin dapat terlibat dalam proses reaksi atau mengalami
perubahan selama reaksi berlangsung, tetapi setelah reaksi itu selesai maka
katalis akan diperoleh kembali dalam jumlah yang sama.Katalis dapat mempercepat
reaksi dengan cara mengubah jalannya reaksi. Jalur reaksi yang ditempuh
tersebut mempunyai energi aktivasi ( Ea ) yang lebih rendah daripada jalur
reaksi yang ditempuh tanpa katalis. Artinya : katalis berperan untuk menurunkan energi aktivasi ( Ea )Setelah ledakan, TNT terurai sebagai berikut:
2C7H5N3O6
→ 3N2 + 5H2O + 7CO + 7C
Reaksi ini eksotermik dengan energi aktivasi yang tinggi. Adanya karbon pada
produk, menyebabkan ledakan dan karena TNT memiliki kelebihan
karbon, campuran bahan peledak yang kaya dengan senyawa oksigen dapat
menghasilkan lebih banyak energi per kilogram dari TNT saja. Untuk
menekan/mengendalikan laju ledakan hal yang harus diperhatikan adalah tekanan
dan suhu.
2. Reaksi
– reaksi radikal bebas lazimnya sukar dikontrol untuk mendapatkan suatu produk
tunggal dalam jumlah banyak. Kemukakan apa saja upaya yang dapat anda lakukan
untuk mengendalikan laju propagasi reaksi, berikan contoh reaksinya.
Tahapan terminasi dapat dimanipulasi dengan penambahan agen pendeaktivasi radikal (nitrogen dioksida (NO2)).
Jawaban
:(BOBY LASMANA : F1C111014)
Dengan adanya inhibitor radikal bebas menghambat suatu reaksi radikal bebas.
Sebuah inhibitor kadang – kadang dirujuk sebagai “perangkap” radikal bebas.
Kerja yang lazim suatu inhibitoor radikal bebas ialah bereaksi dengan radikal
bebas reaktif membentur radikal bebas tak reaktif dan relatif stabil.
Suatu inhibitor digunakan untuk
menghambat auto-oksidasi disebut antioksidan. Fenol – fenol, senyawa dengan
suatu gugus –OH yang terikat pada karbon cincin aromatik, merupakan antioksidan
yang efektif, produk radikal bebas
senyawa – senyawa ini terstabilkan secara resonansi dan karena itu tak reaktif
dibandingkan dengan radikal bebas lainnya.
Reaksi propagasi radikal bebas dapat
dikendalikan dengan cara terminasi, reaksi
berantai berantai (propagasi) berhenti setelah satu atu kedua reaktan habis
digunakan. Pada tahapan ini radikal – radikal akan saling bereaksi menghasilkan
molekul baru yang relatif stabil.
Tahapan terminasi dapat dimanipulasi dengan penambahan agen pendeaktivasi radikal (nitrogen dioksida (NO2)).
3. Buatlah
senyawa 3-metil heksanol dengan menggunakan senyawa etana sebagai bahan dasar.
Jawaban
: (BOBY LASMANA ; F1C111014)
3-metil heksanol dapat dibuat dengan
mereaksikan suatu atom C primer (etana) dengan atom C sekunder (3-metil butana)
yang ditambahkan dengan air dalam suasana asam.
4. Jelaskan
peran Kimia Organik Fisis dalam menjelaskan kemudahan suatu organik mengalami
sublimasi. Berikan contoh senyawa organiknya.
jawaban : (BOBY LASMANA : F1C111014)
jawaban : (BOBY LASMANA : F1C111014)
Peranan kimia organik fisik memperlihatkan mkanisme
reaksi kimia organik dan efek perubahan,
reaksi perubahan, terutama struktur reaktan pada reaktivitasnya dalam
reaksi-reaksi. Begitu pula dalam sublimasi,
suatu padatan diubah menjadi uap
tanpa melalui fase cair,
yang kemudian terkondensasi
pada permukaan dingin
dalam keadaan murni.
Tidak banyak padatan
yang dapat menyublim dengan
mudah, karena mereka biasanya mepunyai
tekanan uap yang rendah. Akan
tetapi, beberapa padatan
mempunyai tekanan uap
yang tinggi karena
struktur molekulnya dalam keadaan padat menghasilkan gaya intermolekul yang lemah. Senyawa-senyawa seperti itu dapat dimurnikan dengan cara sublimasi,
dan meninggalkan pengotor yang tekanan
uapnya jauh lebih
rendah. Seperti halnya
dengan distilasi, kecepatan sublimasi dapat
ditingkatkan dengan cara
memanaskan. Pada umumnya, suhu
yang semakin tinggi akan semakin mempercepat reaksi. Meningkatnya suhu akan
memperbesar energi kinetik molekul reaktan. Oleh karena itu, gerakan antar
molekul reaktan akan semakin acak sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan
antar molekul akan semakin besar.Akibatnya tumbukan yang efektif akan mudah
tercapai dan energi aktivasi akan mudah terlampaui. contoh pada
kondisi penurunan tekanan, tapi jangan memanaskan senyawa
hingga pada titik lelehnya.
Alat sublimasi terdiri atas tabung
bermulut lebar yang dapat dihubungkan ke pemakuman; kedalam tabung tersebut
dipasang tabung berdiameter lebih kecil dengan aliran air masuk dan keluar.
Contoh yang akan disublimasi ditempatkan dalam dasar tabung luar dan
dipanaskan, jika perlu dibawah kondisi vakum. Uap akan terkondensasi ulang pada
permukaan dingin yang dikenal sebagai cold finger. Alat dirancang sedemikian
rupa sehingga ruang antara contoh dengan cold finger kecil. Ketika sublimasi
selesai, cold fingger dapat dilepaskan dengan hati – hati dan padatan yang
diperoleh dikeruk. Contoh senyawanya adalah senyawa aromatik yaitu benzena, asam benzoat
dan naftalen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar